Empat belas abad lebih berlalu sejak kepergian manusia
termulia sepanjang zaman. Pemimpin peradaban dunia. Sang pembawa
kedamaian dan penerang bagi semesta alam. Pembawa risalah Allah
Subhanallahu wa Taala. yang memerintahkan manusia untuk beriman
kepada Allah, dan beribadah hanya pada-Nya. Sosok pemuda cemerlang
yang muncul dipanggung Arab yang gersang, sosok yang mampu berlaku
jujur disaat dusta membiasa. Yang mampu mempersatukan dua suku yang
telah mendarah daging saling berseteru.
Yang manaikkan harkat dan
derajat kaum hawa dari dominasi dan intimidasi kaum pria. Nabi yang
mengajarkan umatnya untuk membaca, merindukan akhirat, berbuat dan
bermanfaat bagi sesama. Manusia yang mendeklarasikan perang terhadap
rasis, fasis, imperialis. Nabi yang juga ahli ekonomi, politik,
militer, dan hukum sepanjang masa. Makhluk terjujur sejagat raya.
Yang namanya selalu disebut dan di doakan umatnya dan jutaan buku
mengkisahkan dirinya. Ia adalah
Muhammad Salallahu alaihi wa sallam.
Berikut para orientalis mendreskripsikan kemuliaan dirinya:
Saya yakin, apabila orang semacam Muhammad memegang kekuasaan
tunggal di dunia modern ini, dia akan berhasil mengatasi segala
permasalahan sedemikian rupa sehingga kedamaian dan kebahagiaan yang
dibutuhkan dunia akan tercapai. (
Sir George Bernard Shaw)
Dia adalah manusia teragung yang pernah menginjakkan kakinya di bumi
ini. Dia membawa sebuah agama, mendirikan sebuah bangsa, meletakkan
dasar-dasar moral, memulai sekian banyak gerakan pembaharuan sosial
dan politik, mendirikan sebuah masyarakat yang kuat dan dinamis.. (
Sir George Bernard Shaw)
?Sejarah manusia tidak pernah mengenal transformasi sebuah
masyarakat atau tempat sedahsyat ini. Bagaimana mungkin, sebuah
transformasi yang begitu sangat luar biasa mampu dilakukan hanya
dalam kurun waktu dua dekade. (
Sir George Bernard Shaw)
Pilihan saya untuk menempatkan Muhammad pada urutan teratas mungkin
mengejutkan semua pihak, tetapi dialah satu-satunya manusia yang
telah sukses baik dalam tataran sekular maupun agama. (
Michael H. Hart, The 100 : A Ranking of The Most Influential Person in History, New York, 1978)
Tiada lagi manusia dalam sejarah, yang melebihi atau bahkan menyamai
Muhammad dalam setiap aspek kehidupan - hanya dengan kepribadian
seperti dialah keagungan diraih. (
Lamar Tine, Histoire De la Turquie, Vol. 2, Paris, 1854).
Betapa menakjublkan seorang manusia sendirian dapat mengubah
suku-suku yang saling berperang dan kaum nomaden (baduy) menjadi
sebuah bangsa yang paling berperadaban dan paling maju hanya dalam
waktu kurang dari dua dekade. (
Thomas Carlyle).
Kebohongan besar yang dipropagandakan barat yang diselimutkan kepada
orang ini (Muhammad), hanyalah mempermalukan diri kita sendiri.
Sesosok jiwa besar yang tenang, seorang yang mau tak mau harus di
junjung tinggi, dia diciptakan untuk menerangi dunia (
Thomas Carlyle)
Lantas, setelah mengetahui kesempurnaan Nabi Muhammad SAW dalam
berbagai aspek, apakah kita tetap mengidolakan orang lain selain
beliau? Apakah kita masih mengidolakan para artis-artis yang hanya
menguras waktu kita? Menguras uang dan pikiran kita? Apakah dengan
mengidolakan artis akan memuliakan kita di hadapan ALLAH Subhanahu wa
taala? Apakah kita masih mengidolakan pemain-pemain sepak bola yang
tidak jelas riwayat kehidupannya? Mari jadikan Rosulullah SAW sebagai
idola sepanjang hidup kita. Karena hanya beliaulah yang pantas untuk
ditiru dan diikuti. Wallahu alam
========================================================
Seorang lelaki bertanya kepada Albarra’ bin Azib ra ,
“Apakah wajah Rasul saw seperti
pedang?” (bukankah beliau banyak berperang, apakah wajahnya bengis bak penguasa
kejam?),
maka menjawablah Albarra’ bin Azib ra :
“Tidak.. tapi bahkan wajah beliau bagai Bulan Purnama..”,
(kiasan tentang betapa lembutnya wajah
beliau yang dipenuhi kasih sayang) (Shahih Bukhari hadits no.3359, hadits
serupa Shahih Ibn Hibban hadits no.6287).
Diriwayatkan oleh Jabir bin samurah ra : “wajah beliau saw bagaikan Matahari
dan Bulan” (Shahih Muslim hadits no.2344, hadits serupa pada Shahih Ibn Hibban
hadits no.6297), demikian pula riwayat Sayyidina Ali.kw, yang mengatakan :
“seakan akan Matahari dan Bulan beredar di wajah beliau saw”. (Syamail Imam
Tirmidzi), demikian pula diriwayatkan oleh Umar bin khattab ra bahwa “Rasul saw
adalah manusia yang bibirnya paling indah”.
Al Imam Alhafidh Syeikh Abdurrahman Addiba’i, pengarang kitab Maulid Diba’i,
mengumpulkan ciri ciri sang Nabi saw : “Beliau saw itu selalu dipayungi oleh
awan dan diikuti oleh kabut tipis, hidung beliau saw lurus dan indah, Bibirnya
bagaikan huruf Miim (kiasan bahwa bibir beliau tak terlalu lebar tak pula
sempit dan sangat indah), Kedua alisnya bagaikan huruf Nuun, (kiasan bahwa alis
beliau itu tebal dan sangat hitam dan bersambung antara kiri dan kanannya)”.
Dari Abi Jahiifah ra : “Para sahabat berebutan mengambil telapak tangan beliau
dan mengusapkannya di wajah mereka, ketika kutaruh telapak tangan beliau saw
diwajahku ternyata telapak tangan beliau saw lebih sejuk dari es dan lebih
wangi dari misik” (Shahih Bukhari hadits no.3360).
Berkata Anas ra :
“Tak kutemukan sutra atau kain apapun yang
lebih lembut dari telapak tangan Rasulullah saw, dan tak kutemukan wewangian
yang lebih wangi dari keringat dan tubuh Rasul saw” (Shahih Bukhari hadits
no.3368).
“Kami tak melihat suatu pemandangan yg
lebih menakjubkan bagi kami selain Wajah Nabi saw”. (Shahih Bukhari hadits
no.649 dan Muslim hadits no.419)
“Ketika perang Uhud wajah Rasul saw
terluka dan mengalirkan darah segar, maka putrinya yaitu Sayyidah Fathimah ra
mengusap darah tersebut dan Sayyidina Ali kw memegangi beliau saw, namun ketika
terlihat darah itu terus mengalir, maka diambillah tikar dan dibakar, maka
debunya ditaburkan diluka itu, maka darahpun terhenti”. (Shahih Bukhari hadits
no.2753)
.
Dari anas bin malik ra :
“Dan saat itu dirumah hanya aku, ibuku dan
bibiku, lalu selepas shalat beliau berdoa untuk kami dengan kebaikan Dunia dan
Akhirat, lalu Ibuku berkata : “doakan pelayanmu ini wahai Rasulullah..”
(maksudnya Anas ra), maka Rasul saw mendoakanku dan akhir doanya adalah : “Wahai
Allah Perbanyak Hartanya dan keturunannya dan berkahilah” (Shahih Muslim
hadits no.660).
“Dan beliau saw itu adalah manusia yg
terindah wajahnya, dan terindah akhlaknya” (Shahih Bukhari hadits no.3356) .
“Dan beliau saw itu adalah manusia yg
termulia dan manusia yg paling dermawan, dan manusia yang paling berani” saw
(Shahih Bukhari hadits no.5686).
Dari Abu Hurairah ra :
“Wahai Rasulullah.., bila kami
memandang wajahmu maka terangkatlah hati kami dalam puncak kekhusyu’an, bila
kami berpisah maka kami teringat keduniawan, dan mencium istri kami dan
bercanda dengan anak anak kami” (Musnad Ahmad Juz 2 hal.304, hadits no.8030 dan
Tafsir Ibn katsir Juz 1 hal.407 dan Juz 4 hal.50).
Siang dan malam seluruh Ummat ini ruku dan sujud, bermilyar wajah menyungkur
sujud kehadirat Nya hingga akhir zaman, mereka mensucikan Nama Nya yang Maha
Tunggal, merekalah yang selalu dalam naungan Rahmat dan keridhoan Nya,
Sebagaimana sabda beliau saw : “Dijadikan kesenanganku adalah shalat”.
Shalat merupakan Ibadah yang paling
dicintai oleh beliau saw, dan “Shalat adalah Cahaya”, demikian sabda beliau saw
pula mengenalkan Indahnya shalat, suatu ibadah yang diawali dengan Takbiratul
Ihram yang membuka gerbang penghadapan dengan Rabbul ‘alamin, lalu lantunan
kalimat-kalimat surat Alfatihah yang bila dibaca dengan khusyu maka setiap
kalimat itu dijawab oleh Raja Alam Semesta, lalu lantunan kalimatullah itu
menerangi seluruh alam sanubarinya, meruntuhkan dosa-dosanya, lalu ia ruku’,
bertasbih kepada Nya, bertakbir, bertahmid, lalu bersujud dibawah Naungan
Kelembutan dan Kasih Sayang Nya, alangkah indahnya ibadah yang satu ini, suatu
ibadah yang terangkai dari hampir seluruh bentuk Ibadah, Wudhu, Niat Mulia,
Doa, Alqur’an, Takbir, Tasbih, Tahmid, Tahlil, Istighfar, Ruku’, Sujud, khusyu,
Tuma’ninah….., itulah shalat.., Ibadah yang paling sempurna.
Demikianlah ummat ini melakukannya siang dan malam untuk sumpah baktinya kepada
Allah Pencipta Alam Semesta, Namun dalam Ibadah yang Multi Sempurna ini…, tak
diterima…., tak diterima…, tak diterima…., tak seorangpun melakukan shalat
terkecuali diwajibkan Nya bersalam pada Muhammad saw…
dan diwajibkan Nya bershalawat pada Muhammad saw…
“Salam Sejahtera atasmu wahai Nabi dan Rahmat Allah dan keberkahan Nya….”,
kalimat ini merupakan kalimat yang diwajibkan Allah yang harus ada dalam Ibadah
termulia ini.. Masih kah kita mengingkari kemuliaan Sang Nabi saw?,
Diriwayatkan bahwa Abu Sa’id bin Ma’la ra sedang shalat dan ia mendengar
panggilan Rasul saw memanggilnya, maka Abu Sa’id meneruskan shalatnya lalu
mendatangi Rasul saw dan berkata : Aku tadi sedang shalat Wahai Rasulullah..,
maka Rasul saw bersabda : “Apa
yang menghalangimu dari mendatangi panggilanku?, bukankah Allah telah berfirman
“WAHAI ORANG-ORANG YANG BERIMAN DATANGILAH PANGGILAN ALLAH DAN RASUL NYA BILA
IA MEMANGGIL KALIAN”.(Al Anfal 24). (Shahih Bukhari hadits no.4204, 4370, 4426,
4720).
Dan bahwa mendatangi panggilan Rasul
saw ketika sedang shalat tak membatalkan shalat, dan mendatangi panggilan
beliau lebih mesti didahulukan dari meneruskan shalat, karena panggilan beliau
adalah Panggilan Allah swt, perintah beliau saw adalah perintah Allah swt, dan
ucapan beliau saw adalah wahyu Allah swt…
Masih kah kita mengingkari kemuliaan Sang Nabi saw?,
Diriwayatkan pula disaat perang Hunain
selesai, Rasul saw memberi pada Sofwan 100 ekor unta, lalu 100 ekor lagi dan
100 ekor lagi, berkata Sofwan : “Sungguh Ia (Rasul saw) adalah orang yang
paling kubenci, namun ia tak henti hentinya memberiku sampai ia menjadi orang
yang paling kucintai” (Shahih Muslim hadits no.2313).
Alangkah penyantunnya Nabi kita ini,
bukanlah kecintaan Sofwan karena pemberian harta, namun kebenciannya luntur
menghadapi manusia mulia yang memberinya dan saat ia tak berterimakasih justru
ia ditambah lagi.. dan lagi…, tidak pernah kita temukan seorang dermawan dimuka
Bumi yang setelah ia memberi dan yang diberi tak berterimakasih malah ia
menambahnya lagi dan lagi, dan sesekali bukanlah barang yang murah, karena
harga seekor Unta hampir menyamai 40 ekor kambing, dan beliau memberikannya 100
ekor onta, dan Sofwan tak berterimakasih dan tetap membencinya, beliau
menambahnya lagi 100 ekor unta, lalu menambah lagi 100 ekor unta, lunturlah
Sofwan.. ia lebur.. tak ada lagi yang lebih dicintainya selain Muhammad saw..
Jadilah beliau saw ini idola para sahabat, dan dalam riwayat lain, Salim bin
Abdullah ra melakukan shalat sunnah di pinggir sebuah jalan, maka ketika
ditanya ia berkata bahwa ayahku shalat sunnah ditempat ini, dan berkata ayahku
bahwa Rasulullah saw shalat di tempat ini, dan dikatakan bahwa Ibn Umar ra pun
melakukannya. (Shahih Bukhari hadits no.469).
Demikianlah keadaan para sahabat Rasul
saw, bagi mereka tempat-tempat yang pernah disentuh oleh Tubuh Muhammad saw
tetap mulia walau telah diinjak ribuan kaki, mereka mencari keberkahan dengan
shalat pula ditempat itu, demikian pengagungan mereka terhadap sang Nabi saw,
Dalam riwayat lainnnya dikatakan kepada
Abu Muslim, wahai Abu Muslim, kulihat engkau selalu memaksakan shalat ditempat
itu?, maka Abu Muslim ra berkata : Kulihat Rasul saw shalat ditempat ini”
(Shahih Bukhari hadits no.480). Alangkah besar penghormatan para sahabat pada
tempat tempat yg disentuh Tubuh Rasulullah saw, Bahkan gunung Uhud mencintai
beliau saw dan dicintai oleh beliau saw sebagaimana sabdanya saw : “Gunung
Uhud ini mencintai kita dan kita mencintainya”(Shahih Bukhari hadits no.3854).
Betapa Indahnya Alam semesta ini semua beridolakan Muhammad saw, mencintai
Muhammad saw, Memuliakan Muhammad saw, tak lain karena Allah telah
mengumumkannya, sebagaimana Sabda beliau saw : “Bila Allah mencintai
seorang Hamba maka Allah berkata kepada Jibril as : WAHAI JIBRIL, AKU MENCINTAI
FULAN MAKA CINTAILAH IA”, maka berkatalah Jibril as menyeru kepada Alam Semesta
: “Wahai Penduduk Langit, Sungguh Allah telah mencintai Fulan, maka cintailah
ia, maka diberikanlah padanya Kasih sayang dimuka Bumi, maka ia dicintai
dibelahan Bumi” (Shahih Bukhari hadits no.3037, 5693, 7047).
Dan kita memahami bahwa Pengumuman itu
terus berkumandang mengumumkan orang-orang yang dicintai Allah, dan tentunya
pengumuman itu bergema terluhur dan terdahsyat saat mengumumkan Nama Muhammad
saw….!, Maka Beliau saw dicintai Gunung, dicintai batang korma, hewan, manusia,
jin, malaikat, dan orang-orang mukmin.. Beruntunglah Jiwa orang orang yg
mencintai Muhammad saw.
“SUNGGUH ALLAH DAN PARA MALAIKAT MELIMPAHKAN SHALAWAT ATAS NABI SAW. WAHAI
ORANG-ORANG YANG BERIMAN, BERSHALAWATLAH KALIAN KEPADANYA DAN BERSALAMLAH
DENGAN SEMULIA-MULIA SALAM”
(QS Al Ahzab-56)
Sumber: Habib Munzir bin Fuad Al Musawa
==================================================================
Kalau ada pakaian yang koyak, Rasulullah menambalnya sendiri tanpa
perlu menyuruh isterinya. Beliau juga memerah susu kambing untuk
keperluan keluarga maupun untuk dijual.
Setiap kali pulang ke
rumah, bila dilihat tiada makanan yang sudah siap di masak untuk
dimakan, sambil tersenyum baginda menyingsing lengan bajunya untuk
membantu isterinya di dapur.
Sayidatina ‘Aisyah menceritakan: ”Kalau Nabi berada di rumah, beliau selalu membantu urusan rumahtangga.
Jika mendengar azan, beliau cepat-cepat berangkat ke masjid, dan cepat-cepat pulang kembali sesudah selesai sembahyang.”
Pernah
baginda pulang pada waktu pagi. Tentulah baginda amat lapar waktu itu.
Tetapi dilihatnya tiada apa pun yang ada untuk sarapan. Yang mentah
pun tidak ada karena Sayidatina ‘Aisyah belum ke pasar. Maka Nabi
bertanya,
“Belum ada sarapan ya Khumaira?” (Khumaira adalah
panggilan mesra untuk Sayidatina ‘Aisyah yang berarti ‘Wahai yang
kemerah-merahan’)
Aisyah menjawab dengan agak serba salah, “Belum ada apa-apa wahai Rasulullah.” Rasulullah lantas berkata,
”Kalau begitu aku puasa saja hari ini.” tanpa sedikit tergambar rasa kesal di wajahnya.
Pernah baginda bersabda, “sebaik-baik lelaki adalah yang paling baik dan lemah lembut terhadap isterinya.”
Prihatin, sabar dan tawadhuknya baginda sebagai kepala keluarga.
Pada
suatu ketika baginda menjadi imam solat. Dilihat oleh para sahabat,
pergerakan baginda antara satu rukun ke satu rukun yang lain amat sukar
sekali. Dan mereka mendengar bunyi menggerutup seolah-olah sendi-sendi
pada tubuh baginda yang mulia itu bergeser antara satu sama lain.
Sayidina Umar yang tidak tahan melihat keadaan baginda itu langsung
bertanya setelah selesai bersembahyang :
“Ya Rasulullah, kami melihat seolah-olah tuan menanggung penderitaan yang amat berat, tuan sakitkah ya Rasulullah?”
“Tidak, ya Umar. Alhamdulillah, aku sehat dan segar”
“Ya Rasulullah… mengapa setiap kali tuan menggerakkan tubuh,
kami mendengar seolah-olah sendi bergesekan di tubuh tuan?
Kami yakin engkau sedang sakit…”
desak Umar penuh cemas.
Akhirnya
Rasulullah mengangkat jubahnya. Para sahabat amat terkejut. Perut
baginda yang kempis, kelihatan dililiti sehelai kain yang berisi batu
kerikil, buat menahan rasa lapar. Batu-batu kecil itulah yang
menimbulkan bunyi-bunyi halus setiap kali bergeraknya tubuh baginda.
“Ya Rasulullah! Adakah bila tuan menyatakan lapar dan tidak punya makanan, kami tidak akan mendapatkannya buat tuan?”
Lalu
baginda menjawab dengan lembut, ”Tidak para sahabatku. Aku tahu, apa
pun akan engkau korbankan demi Rasulmu. Tetapi apakah akan aku jawab di
hadapan ALLAH nanti, apabila aku sebagai pemimpin, menjadi beban kepada
umatnya?” “Biarlah kelaparan ini sebagai hadiah ALLAH buatku, agar
umatku kelak tidak ada yang kelaparan di dunia ini lebih-lebih lagi
tiada yang kelaparan di Akhirat kelak.”
Baginda pernah tanpa rasa canggung sedikitpun makan di sebelah seorang tua yang penuh kudis, miskin dan kotor.
Hanya diam dan bersabar bila kain rida’nya direntap dengan kasar oleh seorang Arab Badwi hingga berbekas merah di lehernya.
Dan
dengan penuh rasa kehambaan baginda membasuh tempat yang dikencingi si
Badwi di dalam masjid sebelum menegur dengan lembut perbuatan itu.
Kecintaannya yang tinggi terhadap ALLAH swt dan rasa kehambaan dalam diri Rasulullah saw menolak sama sekali rasa ketuanan.
Anugerah
kemuliaan dari ALLAH tidak dijadikan sebab untuk merasa lebih dari
yang lain, ketika di depan umum maupun dalam keseorangan.
Ketika
pintu Syurga telah terbuka, seluas-luasnya untuk baginda, baginda
masih berdiri di waktu-waktu sepi malam hari, terus-menerus beribadah,
hingga pernah baginda terjatuh, lantaran kakinya sudah bengkak-bengkak.
Fisiknya sudah tidak mampu menanggung kemahuan jiwanya yang tinggi.
Bila
ditanya oleh Sayidatina ‘Aisyah, “Ya Rasulullah, bukankah engkau telah
dijamin Syurga? Mengapa engkau masih bersusah payah begini?”
Jawab
baginda dengan lunak, “Ya ‘Aisyah, bukankah aku ini hanyalah seorang
hamba? Sesungguhnya aku ingin menjadi hamba-Nya yang bersyukur.”
Rasulullah s. a. w. bersabda, “Sampaikan pesanku walau sepotong ayat"
Sumber:
http://blogbaik.blogdetik.com/kemuliaan-nabi-muhammad-saw-1/
http://hilmanmuchsin.blogspot.com/2012/05/keindahan-dan-kemuliaan-rasulullah-saw.html
http://isidunia.blogspot.com/2012/01/keagungan-dan-kemuliaan-rasulullah-saw.html
**M Waesal Quroni HR**